Friday, January 2, 2009

Kebersihan Dalam Agama Islam

Kebersihan dalam Agama Islam
(Oleh : Zulhelmi, MA[1])

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang ajaran-ajarannya sangat sempurna dan sesuai dengan kebutuhan hidup manusia sepanjang zaman. Salah satu ajaran Islam yang sangat berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia di bumi ini adalah kebersihan. Agama Islam sangat menekankan ummatnya agar menjaga kebersihan. Salah satu dalil tentang kebersihan adalah sebuah hadist nabi Muhammad SAW yang artinya: “kebersihan itu sebagian dari Iman”. Hadist ini sangat popular di kalangan ummat Islam, baik dari kalangan Ulama sampai kalangan orang awam sekalipun. Disamping itu ada juga ayat-ayat Alquran yang memerintahkan ummat Islam agar menjaga kebersihan, antara lain Allah berfirman yang bermaksud: Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bersih (suci) dan yang bertaubat. Kemudian lagi firman-Nya yang berarti : dan bersihkanlah (sucikanlah) pakaianmu. Tidak diragukan lagi yang bahwa ajaran Islam sangat menekankan masalah kebersihan.
Namun sangat disayangkan, kebanyakan ummat Islam menyepelekan persoalan ini dan menganggap bahwa kebersihan bukan dari bagian syariat Islam. Padahal dari segi dalil naqli, perintah untuk menjaga kebersihan sudah sangat jelas, akan tetapi pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari masih sangat jauh dari tuntutan ini. Buktinya, kalau kita pernah berjalan-jalan di beberapa negara Islam di dunia timur dan beberapa negara non Islam di dunia barat, maka kita bisa mendapatkan sebuah perbedaan yang sangat luar biasa. Ternyata tidak bisa dipungkiri bahwa, masalah kebersihan kurang mendapatkan perhatian di kalangan orang Islam sendiri, akan tetapi ia mendapatkan perhatian penuh dari kalangan non Islam. Ini sungguh aneh bin ajaib!!! Kalau kita berjalan di negara-negara Islam, maka kita akan mendapatkan lingkungan yang kotor, sampah berserakan dimana-mana, fasilitas WC umum juga dipenuhi oleh aroma yang tidak sedap, sehingga membuat orang yang menggunakan fasilitas ini merasa tidak nyaman dan lain sebagainya. Sementara ketika kita berjalan jalan di negara-negara non Islam, kita akan mendapatkan situasi yang berbeda dengan yang di atas. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran-ajaran syariat Islam telah dilaksanakan oleh ummat non muslim di negara yang non Islam.
Begitu juga halnya masalah kebersihan di Aceh, negeri syariat Islam. Diakui atau tidak, bahwa kesadaran ummat Islam di Aceh akan pentingnya pola hidup yang bersih masih sangat minim. Tidak usah jauh-jauh untuk mengambil contoh, dalam lingkungan dayah atau pesantren pun, ajaran syariat Islam yang satu ini belum mendapatkan perhatian yang maksimal. Padahal kita semua tau bahwa dayah ataupun pesantren adalah pusat kajian dan pengembangan ilmu-ilmu agama Islam, tentu sudah seharusnya warga pesantren menerapkan kebersihan secara maksimal supaya menjadi contoh teladan untuk khalayak ramai dalam proses pelaksanaan syariat Islam secara kaffah. Dan contoh lain adalah Rumah Sakit yang sudah dikenal sebagai tempat utama untuk menjadi contoh yang baik tentang lingkungan yang bersih. Akan tetapi, sebagaimana pengalaman saya ketika berada di salah satu Rumah Sakit di Banda Aceh, nuansa kebersihan masih sangat kurang. Saya melihat air di selokan meluap dan tergenang berbulan-bulan sehingga menjadi lahan subur untuk pengembangbiakan nyamuk. Penggunaan tong sampah yang belum maksimal, membuat sampah bertumpuk di satu tempat. Belum lagi fasilitas WC umum yang tidak terurus secara baik dan menyebabkan para pengguna “jasa”nya merasa tidak nyaman. Itulah gambaran kecil dari sejauh mana ummat Islam di negeri syariat ini melaksanakan salah satu ajaran Islam, yaitu kebersihan.
Sebenarnya, ajaran Islam tidak ada yang luput untuk kemaslahatan manusia. Tinggal saja bagaimana sikap ummatnya dalam melaksanakan ajaran tersebut di dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, saya ingin sekali menggugah hati nurani kita semua, agar sikap cuek atau acuh tak acuh kita terhadap pentingnya kebersihan harus dibuang jauh-jauh. Kita mesti menjaga kebersihan, baik kebersihan diri kita sendiri maupun kebersihan lingkungan. Karena kebersihan adalah sebagian dari iman sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Jadi barang siapa yang dalam kehidupannya sehai-sehari belum mampu hidup dengan pola bersih, maka iman dia belum sempurna. Wallahu’alam bisshawab.

[1] . Penulis adalah alumni dayah Ulumuddin, Uteunkot, Cunda, Lhokseumawe dan Alumni International Islamic University Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur. Email : zul_aceh@yahoo.com

No comments:

Post a Comment